Sabtu, 13 April 2013

AKTIVA TAK BERWUJUD


Akuntansi untuk aktiva tak berwujud

Secara umum, akuntansi untuk aktiva tak berwujud adalah sejalan dengan akuntansi untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva tak berwujud juga dicatat atas dasar harga perolehan, dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva tak berwujud tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, dan dicatat pula laba atau rugi penghentian ( jika ada ).
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan anatar akuntansi aktiva tak berwujud bila dibandingkan dengan akuntansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk menghapus aktiva tak berwujud adalah amortisasi ( bukan depresiasi ). Untuk mencatat amortisasi aktiva tak berwujud , maka rekening biaya amortisasi di debet dan rekening aktiva tak berwujud yang bersangkutan di kredit. Alternatif laim, bisa juga di kredit rekening akumulasi amortisasi, seperti halnya akumulasi depresiasi pada aktiva tetap. Namun sebagian besar perusahaan memilih cara yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening aktiva tak berwujud. Perbedaan kedua adalah bahwa periode amortisasi suatu aktiva takberwujud tidak boleh melebihi 40 tahun.
Berbeda dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berwujud hanya mengenal satu metode, yaitu metode garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada berbagai perusahaan relative mudah di perbandingkan.

1.             Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual,dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut diberikan. Suatu hak paten biasanya tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan memberikan hak paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau perubahan pada rancangan dasar penemuan yang lama.
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut atau selama masa manfaatnya , tergantung mana yang lebih pendek. Dalam menentukan masa manfaat, perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan diperkirakan akan mulai ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi, dan factor-faktor lainnya yang menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku hak tersebut. Misal : PT Tangkuban Perahu membeli hak paten dengan harga perolehan Rp 60.000.000. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian amortisasi per tahun adalah Rp 7.500.000      ( Rp 60.000.000 : 8 tahun ) . Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah

Des 31                   Biaya Paten             7.500.000
                                      Hak Paten                          7.500.000

2.            Hak Cipta
Hak cipta adalah hak diberikan oleh pemrintah , yang memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual karya seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Masa manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relative pendek.

3.            Merek Dagang dan Nama Dagang
Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rnagkaian kata, logo atau symbol yang membedakan atau member identitas suatu perusahaan tertentuatau produk tertentu. Apabila kita mendengan nama dagang seperti Lux, Pepsodent, atau Cola-cola, dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa yang dimaksud dan tidak akan salah mengartikannya pada produk lain. Nama dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasarannya. Penemu atau pemakain pertama dapat memperoleh hak istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang dengan mendaftarkan pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya. Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka harga perolehan meliputi biaya hokum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak tersebut.
Sepertinya halnya aktiva tak berwujud lainnya, hak merek harus diamortisasi selama masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang lebih pendek. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hakmerek, biasanya ditetapkan jangka waktu yang relatif pendek.
 
4.            Franchise dan Lisensi
Bila kita makan di Mac Donald atau Pizza Huts, maka disitu kita menemukan franchise. Franchise adalah perjanjian antara pemberi franchise ( franchisor ) dengan penerima franchise ( franchisee ). Dalam perjanjian tersebut, franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjual produk tertentu, atau untuk memberikan jasa tertentu , atau untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, biasanya dalam suatu wilayah tertentu.
Jenis franchise yang lain biasanya melibatkan pemerintah daerah dengan perusahaan swasta , berupa pemberian ijin kepada perusahaan untuk menggunakan kekayaan Negara dalam operasi perusahaan tersebut. Sebagai contoh, pemerintah memberi ijin kepada perusahaan swasta untuk menggunakan jalan-jalan dalam kota untuk operasi bus atau taxi. Ijin operasi seperti itu disebut lisensi.
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas dengan kemungkinan perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan franchise atau lisensi harus diamortisasi sebagai biaya operasi selama jangka waktu ijin pengoperasian hak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar. Jika dalam perjanjianfranchise tersebut, pihak pemegang diwajibkan membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada periode dilakukan pembayaran.

5.            Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam pembentukan suatu organisasi perusahaan disebut biaya organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk  biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters untuk pengurusan saham atau obligasi, biaya pengurusan ijin dan aktependirian , dan biaya promosi untuk pengenalan organisasi kepada masyarakat. Biaya tersebut dikapitalisasi sebagai aktiva tak berwujud dengan nama biaya organisasi. Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan,tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berwujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.

6.            Goodwill
Aktiva tak berwujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan adalah goodwill. Goodwill adalah segala atribut yang member nilai atau citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan. Dalam hal itu termasuk diataranya : manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis, hubungan baik dengan konsumen, karyawan yang terlatih, produk dengan kualitas tinggi, hubungan yang harmonis dengan para karyawan. Hal-hal positif seperti ini apabila dimiliki perusahaan, akan menaikkan nilai perusahaan. Semakin banyak hal positif yang dimiliki perusahaan, maka akan bertambah semakin tangguh pula perusahaan itu. Oleh karena itu ada yang berpendapat bahwa goodwill mencerminkan keuntungan yang diharapkan di atas keuntungan normal. Oleh karena itu goodwill merupakan suatu aktiva tak berwujud yang berbeda dari aktiva tak berwujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diidentifikasi dengan perusahaan sebagai keseluruhan.

Sumber :
Jusup , Haryono . 2005 . Dasar-dasar Akuntansi . Yogyakarta : STIE Yogyakarta .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar