Rabu, 16 November 2011

SDM dan Leadership

Persaingan Sumber Daya Manusia Di era global
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi dan transportasi, menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi semakin cepat menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik tatanan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Dengan kata lain globalisasi yang ditunjang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas-batas negara. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia terus berubah sejalan dengan perkembangan teknologi, dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan berlanjut ke masyarakat pasca industri yang serba teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih tetap yang utama.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).



Masalah Sumber Daya Manusia di Indonesia
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana
di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.


IPTEK dan SDM di Indonesia
Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :
1.Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi.
 Khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.
2. Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai.
Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3. Aspek Sosial Budaya.
Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).




5 hal yang harus dilalui agar jadi pemimpin yang baik
1. Know your self. Kenali potensi dan kelemahan diri. Manusia adalah pembelajar  yang paling baik, maka buatlah perilaku kamuflase untuk menutupi kelemahan kita. Misal bila kita seorang pendiam, maka cobalah untuk selalu tersenyum. Mungkin awalnya sulit dan canggung, tapi lama kelamaan perilaku kamuflase ini akan menjadi kepribadian dan berkembang menjadi karakter.
2. Control your self. Kendalikan diri. Jadilah seperti air yang dapat menyesuaikan diri dimana ia berada. Ada masanya penuh canda tawa, ada masanya berwibawa, ada masanya marah. Semua dilakukan sesuai kondisi yang dibutuhkan.  Jangan terlalu bergembira ketika mendapat nikmat, namun juga tidak terlalu larut dalam sedih ketika ditimpa masalah. Selalu mawas diri dan positif.
3. Know the other self. Kenali orang lain dan lingkungan di sekitar. Kenali  sahabat-sahabat kita, kenali bawahan kita, kenali atasan kita, dari mana asalnya, bagaimana budayanya, bagaimana sifat dan karakternya, dan lain-lain. Tak kenal maka tak sayang, kenali orang-orang disekitar kita dan sayangi mereka dengan tulus. Selalu belajar untuk berempati pada lingkungan.
4. Control the other self. Manage, urus, dan kendalikan orang-orang di sekitar kita. Jadilah pemimpin yang baik yang mampu menghargai orang lain. Ketika rekan kerja atau bawahan merasa dihargai, maka mereka akan menunjukkan potensi terbaiknya dan loyalitas yang luar biasa.
5. Yang terakhir adalah Do something together, lakukan sesuatu bersama-sama. Jadilah TEAM yang baik dimana setiap anggota TEAM mencapai hasil yang jauh  lebih baik daripada hasil yang dicapai sendirian. The meaning of TEAM is  Together Each Person Achieve More. Kunci utama untuk mencapainya adalah “PAKSA” (Pray, Attitude, Knowledge, Skills, dan Action). Lakukan yang terbaik, Dengan cara yang terbaik, dan Dapatkan hasil yang terbaik.




Contoh Pemimpin yang  Sukses!

Otak Di balik Smartphone blackberry
Mike Lazaridis (48 tahun) adalah seorang pengusaha sukses. Pada saat ini, oleh media cetak dan internet, ia dianggap sebagai salah satu orang paling penting dan berpengaruh bagi masyarakat dunia. Alasannya: ia penemu BlackBerry. Bersama dengan berbagai situs jaringan sosial, BlackBerry mampu mengubah pola/kebiasaan komunikasi masyarakat dunia.

BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya. 
BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.


Fakta Mike Lazaridis
Rasanya tak berlebihan pula menyandingkan nama Lazaridis dengan pemilik Microsoft, Bill Gates, dan pemilik jaringan sosial Facebook, Mark Zuckerberg. Sebab, tangan dingin mereka mampu melahirkan produk barn dalam waktu relatif singkat dan menjadi ikon gaya hidup manusia.
Sebenarnya, nama lengkapnya adalah Mihalis Lazaridis. Dia bukan asli Kanada. Pada 14 Maret 1961, pria yang akrab disapa Mike ini lahir di Istanbul, Turki. Kedua orangtuanya berasal dari Yunani. Pada usia lima tahun, orang tuanya membawa Mike pindah ke Kanada. Kepindahannya itu berkat program Istanbul Program, yang digelar sejak 1955. Yaitu, keseempatan bagi etnis minoritas Yunani di Istanbul untuk pindah dan menetap di Windsor, daerah di dekat Kota Ontario, Kanada.
Tahun 1966, Mike dan keluarganya memulai kehidupan baru di Windsor. Sejak berusia belia, Mike sudah rajin membaca dan dikenal sebagai kutu buku. Aktivitasnya di sekolah dihabiskannya di ruangan perpustakaan. Tak mengherankan jika di usia 12 tahun, dia dianugerahi penghargaan Windsor Public Library. Pasalnya, dia telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan tersebut.
Menginjak bangku sekolah menengah atas, minat Mike beralih ke alat dan barang elektronik. Minat tersebut menemukan penyalurannya. Guru-guru Mike di SMA adalah orang-orang pintar yang selalu bisa menjawab rasa keingintahuannya.
Mereka sudah membayangklan bahwa suatu saat nanti fungsi perangkat elektronik seperti telepon genggam, komputer, dan wireless bergabung jadi satu dalam sebuah produk teknologi dalam setiap wawancara, Mike selalu mengatakan bahwa guru-gurunya di SMA merupakan motivator terbaiknya.
Tahun 1979, Mike melanjutkan pendidikannya di University of Waterloo. Dia mengambil jurusan Electrical Engineering, dengan fokus pada ilmu komputer. Sembari kuliah, dia sudah terjun ke bidang wirausaha yang terkait dengan ilmu teknologi yang dipelajarinya.
Fokus utamanya adalah teknologi nirkabel. Interaksinya dengan dosen-dosen dan aktivitas di laboratorium memberikan inspirasi baginya untuk menggabungkan teknologi komputer dengan jaringan nirkabel.
Aktivitasnya semakin padat dan bakat usahanya kian terasah setelah mendapat kontrak senilai 500.000 dollar AS dari General Motors (GM). Tugasnya adalah membangun displai kontrol jaringan komputer di raksasa otomotif itu.



Sumber:
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar